3G Online Trading

Online Trading - News 3G Online Trading. News Sesi I :
PTBA&Indonesia Power Sepakati Harga Jual Batubara
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah menandatangani kesepakatan harga jual dengan PT Indonesia Power ke PLTU Suralaya pada 2011. Kesepakatan PTBA dengan PT Indonesia Power ini merupakan salah satu penjualan domestik perseroan. Selain itu, PTBA juga telah mencapai kesepakatan harga jual batu bara dengan PT PLN untuk pasokan mulai 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011 ke PLTU Bukit Asam dan PLTU Tarahan dengan volume pasokan mencapai 1,0 juta ton.
Perseroan juga telah mencapai kesepakatan harga jual untuk kontrak tambahan dengan PT PLN dengan total volume 1 juta ton/ tahun. Selain itu, perseroan menargetkan volume penjualan 2011 dapat meningkat sebesar 23% atau mencapai 16 juta ton dibanding 2009. Sebelumnya volume penjualan PTBA telah mencapai 12,95 juta ton pada 2010 atau meningkat 4% ketimbang tahun 2009 yang hanya mencapai 12,48 juta ton.

BCA Setor GWM Rp6 Triliun dan US$150 Juta
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih mencatatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) sekitar 56% membuat BCA harus menyetor dana berlebih untuk Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar Rp6 triliun. Bank Indonesia (BI) menetapkan bank harus memenuhi rasio pendanaan terhadap kredit di level 78%-100%. Sedangkan BCA masih mencatatkan LDR sekitar 56%.

BCA pun harus menyetor dana tersebut ke BI sebesar Rp6 triliun untuk GWM rupiah. BCA juga memperkirakan komposisi dana murah masih lebih besar. Komposisi tabungan dan giro sekitar 78% dan deposito sekitar 22%. Jahja mengatakan, komposisi tersebut akan tetap dipertahankan hingga akhir tahun 2010. Sedangkan fee based income ditargetkan 10%-15% pada 2011.

Untuk suku bunga kredit BCA pun cenderung menurun. Bahkan suku bunga kredit mencapai single digit sekitar 9-10%. Dalam waktu dekat pun BCA akan memberikan fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp1 triliun. Tetapi Jahja enggan menyebutkan sektor yang dibidik untuk pemberian fasilitas pinjaman sindikasi.

Duit berlebih, PGAS melunasi utang US$ 246,52 juta lebih awal
PT Perusahaan Gas Negara Tbk melunasi lebih awal utang sindikasi senilai US$ 246,52 juta setara dengan Rp 2,17 triliun (kurs 1 US$ = Rp 8.800). Utang tersebut diberikan pada Standard Chartered Bank, sebagai pemimpin sindikasi. Sejatinya utang sindikasi tersebut jatuh tempo pada 9 Desember 2012. Wahid Sutopo Sekretaris Perusahaan PGAS menyatakan dalam keterbukaan informasi di BEI pelunasan utang tersebut meliputi bunga pinjaman sebesar US$ 2,08 juta untuk periode 9 Desember 2010 sampai 9 Maret 2011.

Selain itu perusahaan pelat merah ini melunasi pinjaman pokok sebesar US$ 244,44 juta. Total pinjaman antara PGAS dan Standard Chartered sebesar US$ 275 juta. Menurut Wahid, perjanjian pinjaman tersebut ditandatangani pada 25 November 2009 dengan bunga 3,1% per tahun + LIBOR 3 bulan Ada 19 bank domestik dan internasional yang tergabung dalam program pinjaman sindikasi ini. Sebab sudah sesuai dengan perjanjian keduanya.

Jika pelunasan lebih cepat pada salah satu tanggal interest payment dates maka tidak dikenakan penalti. Dana pinjaman ini digunakan untuk melunasi obligasi euro yang diterbitkan oleh PGAS. Total obligasi euro tersebut senilai US$ 275 juta. Pelunasan obligasi euro tersebut telah mampu menurunkan biaya bunga 7,5% per tahun ditambah biaya pajak sebesar 20% per tahun dengan biaya bunga sindikasi 3,1% plus LIBOR 3 bulan. 

LPLI Cetak Laba 2010 Rp. 326 Miliar
Star Pasific berhasil meraih laba bersih Rp326,2 miliar per desember 2010 dari rugi bersih Rp118 miliar di tahun sebelumnya. Keterangan jumat menyebutkan hal itu dikarenakan naiknya pendapatan perseroan menjadi Rp570,2 miliar dari Rp109.9 miliar. Beban usaha juga turun menjadi Rp180,8 mliar dari Rp215,5 miliar membuat laba usaha menjadi Rp389,4 miliar dari rugi usaha sebelumnya Rp105,6 miliar.