3G Online Trading

Great, Good, Gain With Our Online Trading

  • GREAT, GOOD, GAIN! INVEST YOUR MONEY NOW! AS EASY AS 123

News Sesi I 3 September 2010

Posted by Rinto On 9:38 AM 0 comments

Online Trading - News 3G Online Trading. News Sesi I :
IPO PT Garuda Indonesia
PT Rothschild Indonesia, anak usaha NM Rothschild & Sons ditunjuk menjadi penasihat keuangan dalam proses penawaran umum perdana saham (IPO) PT Garuda Indonesia yang akan dilaksanakan pada triwulan IV-2010. Garuda berencana melaksanakan IPO pada triwulan IV-2010 dengan target perolehan dana IPO sekitar US$ 200-300 juta. Tiga sekuritas lokal telah ditunjuk untuk menangani IPO Garuda, yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. 


Sedangkan untuk penjamin emisi asing, tim privatisasi Garuda tengah melakukan seleksi terhadap 6 sekuritas asing yakni, Deutsche Bank, Bank of America Merril Lynch, Credit Suisse, Citigroup, Goldman Sachs dan UBS. Finalisasi penunjukkan penjamin emisi asing akan selesai pada ahir pekan ini. Rothschild Indonesia merupakan anak usaha NM Rothschild & Sons, jaringan keuangan raksasa asal Inggris yang telah berdiri sejak 1811. Grup Rothschild memiliki spesialisasi menangani transaksi-transaksi raksasa di berbagai belahan dunia dan menguasai jaringan transaksi surat utang global. Sebelumnya, Rothschild ditunjuk menangani restrukturisasi utang Garuda sebesar US$ 895 juta. 

Portofolio Rothschild lainnya antara lain menangani akuisisi 80% saham PT Bank Mestika Dharma oleh RHB Bank senilai US$ 344 juta, sindikasi pinjaman PT Semen Gresik Tbk (SMGR) senilai US$ 350 juta, IPO PT Indika Energy Tbk (INDY) senilai US$ 329 juta, akuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) oleh grup Astra dan Standard Chartered senilai US$ 380 juta dan sebagainya.

IPO PT Harum Energy
PT Harum Energy akan menawarkan 650 juta lembar saham (24%) kepada publik di harga Rp 5.000 - 6.300 per saham yang akan dicatatkan pada lantai bursa di 6 Oktober 2010. Target dana IPO berkisar antara Rp 3,250 - 4,095 triliun. Perseroan akan mulai menggelar penawaran umum saham perdana pada 2-15 September 2010. Harum Energy siap melego 650 juta lembar saham ke publik di harga Rp 5.000 - 6.300. Saham yang dilepas terdiri dari saham baru sebanyak 200.000 lembar atas nama dan 450.000.000 lembar saham, biasa atas nama pemilik PT Karunia Bara Perkasa. 

Perusahaan tambang ini juga memiliki pilihan untuk menambah jatah saham IPO sebanyak 65 juta saham. Penambahan ini dilakukan untuk stabilisasi harga saham usai IPO terlaksana di 6 Oktober 2010. Harum Energy juga telah mempercayakan PT Mandiri Sekuritas dan PT Ciptadana Securities selaku penjamin emisi (underwritter). Dan selaku agen penawaran asing Goldman Sachs dan Deutsche Group. Dengan mengacu pada harga penawaran perdana ini maka total dana yang didapat perseroan mencapai Rp 3,6 triliun (US$ 400 juta). 

Dana IPO akan digunakan untuk melunasi utang, yang salah satunya kepada DBS sebesar US$ 80 juta. Selain membayar utang, Harum Energy juga akan membiayai pembelian 10 unit kapal runda dan 10 unit kapal tongkang  serta mengembangkan usaha US$ 30 juta. Perseroan juga siap melakukan ekspansi pada bisnis batubara, dengan menyuntikkan dana US$ 50 juta kepada anak usaha, PT Santan Batubara. Pada tahun 2009 perseroan mencatat pendapatan Rp 4,6 triliun atau meningkat 75% dibandingkan tahun sebelumnya, Rp 2,5 triliun. 

Laba bersih juga naik lebih dari lima kali lipat, menjadi Rp 767,5 miliar, dari posisi tahun lalu sebesar Rp 120,4 miliar. Berdasarkan prosepektus perseroan,  tanggal efektif rencananya akan didapat pada 24 September 2010. Masa penawaran awal 2-15 September 2010, masa penawaran 28-30 September 2010, masa penjatahan 4 Oktober 2010. Dimana distribusi saham secara elektronik pada 5 Oktober 2010 dan serta pencatatan di lantai bursa pada 6 Oktober 2010

Tiga pemegang saham PT Intiland Development Tbk (DILD) melepaskan 20,37% sahamnya dengan harga diskon sebesar 13,27%
Tiga pemegang saham PT Intiland Development Tbk (DILD) melepaskan 20,37% sahamnya di harga Rp 529, diskon 13,27% dari penutupan kemarin Rp 670 per saham. Harga saham DILD di pasar reguler pun terpuruk menyentuh batas bawah auto rejection di Rp 510. Pada awal perdagangan sesi II, Kamis (2/9/2010) terjadi transaksi jual beli 2,112 miliar saham DILD di pasar negosiasi. Harga transaksi sebesar Rp 529, lebih rendah 13,27% dari penutupan kemarin Rp 670 per saham. 

Total nilai transaksi ini Rp 1,117 triliun. Broker PT Minna Padi Investama (MU) menjadi fasilitator penjualan, sedangkan broker PT BNP Paribas Securities Indonesia (BW) memfasilitasi pembelian. Ketiga pihak penjual tercatat sebagai investor domestik, sedangkan ketiga pembeli merupakan investor asing. Menurut Direktur DILD Archied Noto Pradono, ketiga pemegang saham yang menjual sahamnya adalah PT Permata Ratnamulia, PT Cempaka Andalan Kharisma dan PT Cakrawala Persada Gemilang. Perlu dicermati, bahwa ketiganya merupakan pembeli siaga (standby buyer) dalam rights issue DILD bulan April 2010. April 2010, DILD menerbitkan 2,073 miliar saham baru di harga Rp 1.000 per saham. 

Sebanyak 5 perusahaan bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyers) rights issue ini, yaitu Faith Mount Investments Ltd, PT Cempaka Andalan Kharisma, PT Cakrawala Persada Gemilang, PT Permata Ratna Mulia dan Pt Minna Padi Investama. Kemudian pada Juli 2010, DILD menggelar pemecahan nilai nominal saham (stock split) dengan rasio 1:2. Dengan penyesuaian harga pasca stock split, maka modal harga rights issue setara dengan Rp 500 per saham. Itu berarti, modal pembelian 2,112 miliar saham baru yang dilakukan Permata Ratnamulia, Cempaka Andalan dan Cakrawala Persada saat rights issue sebesar Rp 1,056 triliun.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh 3 perusahaan tersebut atas penjualan yang dilakukan hari ini di harga Rp 529 sebesar Rp 124,620 miliar. Sementara, investor di pasar reguler bereaksi negatif terhadap penjualan ini. Harga saham DILD langsung terpuruk tajam sebesar Rp 160 (23,88%) menyentuh batas bawah auto rejection di level Rp 510 per saham dari penutupan kemarin di level Rp 670 per saham. Tiga broker asing yakni PT JP Morgan Securities Indonesia (BK), PT Credit Suisse Securities Indonesia (CS) dan PT BNP Paribas Securities Indonesia (BW) menjadi top seller saham DILD di pasar reguler (RG).

AALI mendivestasi anak perusahaannya yaitu PT Surya Panen Subur (SPS) kepada investor strategis
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mendivestasi anak usaha, PT Surya Panen Subur (SPS) senilai US$ 27,334 juta kepada investor strategis PT Hamparan Sawit Nusantara dan PT Agro Maju Raya. Perjanjuan jual beli bersyarat (Conditional Sale and Purchase of Share Agreement/CSPA) telah dilakukan pada 31 Desember 2010 antara perseroan dengan PT Hamparan Sawit Nusantar dan PT Agro Maju Raya. 

Nilai transaksi ini mencapai US$ 27,334 juta. Rencana pengalihan seluruh saham milik perseroan di SPS dengan nilai transaksi US$ 27.334.572. SPS yang 100% saham dimiliki AALI, punya tanah Hak Guna Usaha (HGU) yang semula diambil alih dari PT Woyla Raya Abadi dan PT Agra Para Citra pada tahun 2007. Nilai transaksi atas tanah tersebut waktu itu sebesar Rp 161 miliar dan sesudahnya melakukan investasi tambahan hingga saat ini total areal yang tertanam 3 ribu ha. Dengan luas ini, maka PT SPS dalam jangka panjang tidak dapat memenuhi skala ekonomis yang diharapkan dan dikelola dalam kelompok usaha perseroan.

Categories: , , ,

0 Response for the "News Sesi I 3 September 2010"

Post a Comment